Ketika kita berbicara tentang kesadaran
maka menjadi tugas umat manusia untuk membuka tabir rahasia kehidupan. Baik
dimensi fisik maupun dimensi metafisik berupa misteri alam kegaiban. Semakin
banyak kita mengungkap hukum-hukum alam, kodrat alam atau kodrat Tuhan maka
akan semakin banyak terungkap misteri kehidupan ini. Sedangkan saat ini,
prestasi manusia seluruh dunia mengungkap rahasia kehidupan mungkin belum genap
0,0000000001 % dari keseluruhan rahasia yang ada.
Kebenaran rasio
seumpama membayangkan laut. Kebenaran empiris melihat permukaan air laut.
Kebenaran intuitif ibarat menyelam di bawah permukaan air laut. Tugas
penjelajahan ke kedalaman dasar laut bukan lah tugas akal-budi, namun menjadi
tugasnya sukma sejati yang dibimbing oleh rasa sejati. Intuisi telah
menyediakan pengenalan bagi siapapun yang ingin menyelam ke kedalaman laut.
Jangan heran bilamana akal-budi disodorkan informasi aneh serta-merta bereaksi
menepis atau it’s nonsense!
Reaksi yang lazim dan naif hanya karena akal-budi kita yang
sesungguhnya sangat terbatas kemampuannya. Lain halnya dengan kecenderungan
perilaku orang-orang post-modernis tampak pada perilaku orang-orang sukses di
masa kini. Mereka percaya akan kemampuan intuisi. Malah dengan bangga
memproklamirkan diri jika kesuksesannya berkat dimilikinya talenta intuisi yang
tajam. Dengan kata lain untuk meraih sukses tidak cukup hanya berbekal teori-teori ilmiah serta pengalaman
akal-budi (rasionalisme-empirisisme) saja.
0 komentar:
Posting Komentar