Jumat, 01 November 2013

UNSUR ILMU PENGETAHUAN


Secara singkat, Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pikiran dan pengetahuan yang kebenarannya dapat diperiksa, ditelaah atau dikontrol dengan kritis oleh semua orang yang ingin mengetahuinya.
Dan untuk mengetahui apakah suatu hal bisa dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan atau tidak maka dibutuhkan komponen atau unsur ilmu pengetahuan serta sifat ilmu pengetahuan yang wajib dipahami terlebih dahulu.
Dari batasan di atas, ada beberapa poin atau unsur ilmu pengetahuan yang harus diperhatikan agar sebuah pengetahuan bisa memenuhi syarat menjadi Ilmu Pengetahuan, diantaranya:

 PENGETAHUAN
Yang dimaksud pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindra yang tentunya berbeda sekali dengan kepercayaan atau keyakinan (superstition) dan informasi yang salah (misinformation).
Contoh:
Pengetahuan:
Tanaman yang dipupuk akan lebih subur daripada tanaman yang tidak dipupuk. Hal ini merupakan pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan dapat dibuktikan kebenarannya.
Keyakinan:
Lain halnya dengan memberikan sesajen sebelum masa tanam padi yang sering dipercaya membawa berkah. Kasus ini tidak bisa dikatakan sebagai pegetahuan karena benar atau tidaknya sulit dipastikan dengan indra.

SISTEMATIS
Yang dimaksudkan dengan sistematika pengetahuan adalah urut-urutan antar elemen sebagai satu kesatuan sehingga bisa memberikan gambaran dari garis besar ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari.
Sistematis merupakan kontruksi abstrak namun teratur sehingga merupakan keseluruhan yang terangkai. Elemen-elemen dalam sistem ini antara lain:
a.       Realita
b.       Logika atau penalaran
c.       Adanya permasalahan
d.      Memiliki metodologi
e.       Bisa diamati
f.       Bisa dibuktikan
Dari komponen-komponen sistem di atas, maka dapat dianalisis bahwa sumber pengetahuan adalah realitas. Dari realitas tersebut, timbulah penalaran tentang suatu permasalahan yang sering diwakili dengan pertanyaan tentang apa, mengapa, bagaimana, kapan, dan dimana realitas itu terjadi.
Misalnya dunia ini adalah realita, maka melalui penalaran bisa ditanyakan mengapa, bagaimana, kapan, untuk apa dunia ini diciptakan. Dan untuk menjawab permasalahan di atas, tentu saja tidak boleh menggunakan perkiraan-perkiraan namun harus dijawab berdasarkan bukti nyata dengan menggunakan seperangkat metodologi pembuktian. Setelah ditemukan jawaban pasti, maka dibuka kesempatan seluas-luasnya untuk diuji kebenarannya oleh semua pihak.

LOGIS
Yang dimaksud logis adalah pengetahuan tersebut diperoleh dari kenyataan dengan melihat dan mendengar sendiri secara langsung ataupun melalui alat komunikasi. Apa saja yang diperoleh dari realita tersebut diorganisasi dalam otak untuk dianalisis menggunakan logika.
Misalnya kecenderungan masyarakat pedesaan yang ingin pindah ke kota. Tentunya melalui pemikiran tersebut terdapat beberapa pernyataan misalnya, mengapa masyarakat pedesaan selalu memiliki kecenderungan untuk pindah ke kota?. Dari paparan itu, jelas sekali bahwa pikiran memiliki peran untuk menganalisis persoalan-persoalan yang muncul di dalam realita yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan.

TERKONTROL
Ilmu pengetahuan dapat dikritisi dan dikontrol oleh siapapun sehingga ilmu tersebut benar-benar objektif. Artinya pengetahuan tersebut harus dapat dikemukakan, sehingga keberadaannya dapat diketahui oleh umum, diperiksa dan diuji kebenarannya.
Sifat ilmu pengetahuan adalah terbuka, tidak ada satupun dari ilmu pengetahuan tersebut yang dirahasiakan atau disembunyikan. Sifat objektif dan terbuka ilmu pengetahuan menjadikan kebenarannya dapat diuji oleh siapapun.