Secara singkat, Ilmu Pengetahuan
adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan
pikiran dan pengetahuan yang kebenarannya dapat diperiksa, ditelaah atau
dikontrol dengan kritis oleh semua orang yang ingin mengetahuinya.
Dan untuk mengetahui apakah suatu
hal bisa dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan atau tidak maka dibutuhkan
komponen atau unsur ilmu pengetahuan serta sifat ilmu pengetahuan yang wajib dipahami
terlebih dahulu.
Dari batasan di atas, ada beberapa
poin atau unsur ilmu pengetahuan yang harus diperhatikan agar sebuah
pengetahuan bisa memenuhi syarat menjadi Ilmu Pengetahuan, diantaranya:
PENGETAHUAN
Yang dimaksud pengetahuan adalah
kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindra yang
tentunya berbeda sekali dengan kepercayaan atau keyakinan (superstition) dan informasi yang salah (misinformation).
Contoh:
Pengetahuan:
|
Tanaman yang dipupuk akan lebih subur daripada tanaman
yang tidak dipupuk. Hal ini merupakan pengetahuan yang didapat dari
pengalaman dan dapat dibuktikan kebenarannya.
|
Keyakinan:
|
Lain halnya dengan memberikan sesajen sebelum masa tanam
padi yang sering dipercaya membawa berkah. Kasus ini tidak bisa dikatakan
sebagai pegetahuan karena benar atau tidaknya sulit dipastikan dengan indra.
|
SISTEMATIS
Yang dimaksudkan dengan sistematika
pengetahuan adalah urut-urutan antar elemen sebagai satu kesatuan sehingga bisa
memberikan gambaran dari garis besar ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari.
Sistematis merupakan kontruksi
abstrak namun teratur sehingga merupakan keseluruhan yang terangkai.
Elemen-elemen dalam sistem ini antara lain:
a.
Realita
b.
Logika atau penalaran
c.
Adanya permasalahan
d.
Memiliki metodologi
e.
Bisa diamati
f.
Bisa dibuktikan
Dari komponen-komponen sistem di
atas, maka dapat dianalisis bahwa sumber pengetahuan adalah realitas. Dari
realitas tersebut, timbulah penalaran tentang suatu permasalahan yang sering
diwakili dengan pertanyaan tentang apa,
mengapa, bagaimana, kapan, dan dimana
realitas itu terjadi.
Misalnya dunia ini adalah realita,
maka melalui penalaran bisa ditanyakan mengapa,
bagaimana, kapan, untuk apa dunia ini diciptakan. Dan untuk menjawab
permasalahan di atas, tentu saja tidak boleh menggunakan perkiraan-perkiraan
namun harus dijawab berdasarkan bukti nyata dengan menggunakan seperangkat
metodologi pembuktian. Setelah ditemukan jawaban pasti, maka dibuka kesempatan
seluas-luasnya untuk diuji kebenarannya oleh semua pihak.
LOGIS
Yang dimaksud logis adalah
pengetahuan tersebut diperoleh dari kenyataan dengan melihat dan mendengar
sendiri secara langsung ataupun melalui alat komunikasi. Apa saja yang
diperoleh dari realita tersebut diorganisasi dalam otak untuk dianalisis
menggunakan logika.
Misalnya kecenderungan masyarakat
pedesaan yang ingin pindah ke kota. Tentunya melalui pemikiran tersebut
terdapat beberapa pernyataan misalnya, mengapa
masyarakat pedesaan selalu memiliki kecenderungan untuk pindah ke kota?.
Dari paparan itu, jelas sekali bahwa pikiran memiliki peran untuk menganalisis
persoalan-persoalan yang muncul di dalam realita yang dapat dilihat, didengar
dan dirasakan.
TERKONTROL
Ilmu pengetahuan dapat dikritisi dan
dikontrol oleh siapapun sehingga ilmu tersebut benar-benar objektif. Artinya
pengetahuan tersebut harus dapat dikemukakan, sehingga keberadaannya dapat
diketahui oleh umum, diperiksa dan diuji kebenarannya.
Sifat ilmu pengetahuan adalah
terbuka, tidak ada satupun dari ilmu pengetahuan tersebut yang dirahasiakan
atau disembunyikan. Sifat objektif dan terbuka ilmu pengetahuan menjadikan
kebenarannya dapat diuji oleh siapapun.