Ada
begitu banyak teori yang berkembang tentang faktor yang dianggap bisa menjadi penentu keberhasilan program otonomi daerah. Namun dari semua teori yang muncul penulislebih memilih referensi yang bisa dikatakan hampir
mendekati kemungkinan benar tidaknya teori di atas yang penulis ambil dari Jurnal Alternativa edisi Desember 2009 tentang Neoliberalisme: Sebuah Perpektif dan Konsekuensi Praktisnya.
A. KEBUTUHAN MODAL
Salah satu sumber penting dalam hal pendanaan dan
permodalan adalah pinjaman uang atau dukungan investor dari luar daerah dan
bahkan dari luar negeri. Pemupukan modal melalui tabungan masyarakat di daerah
selama ini dapat dikatakan belum cukup berhasil dana sangat terbatas
dikarenakan oleh kendala yang bersifat sosio-ekonomis yaitu tingkat pendapatan
masyarakat yang relative rendah dan lembaga perbankan masih dianggap sesuatu
yang asing sehingga kebiasaan menabung di bank
belum cukup meluas ke semua lapisan masyarakat. Di pihak lain, fungsi
koperasi yang diharapkan dapat menjadi sarana pemupukan modal bersama juga
tidak cukup berkembang.
B. KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Penguasaan keterampilan teknis dan penggunaan teknologi
berguna untuk meningkatkan nilai tambah produksi para pelaku ekonomi terutama
di kalangan para petani, nelayan, pengrajin, industriawan dan pedagang di
daerah-daerah.karena tingkat pendidikan yang rendah ataupun karena pendidikan
yang diikuti kurang relevan dengan kebutuhan sehari-hari maka perluasan
kesadaran mengenai pentingnya teknologi dalam kegiatan perekonomian juga berjalan sangat lamban
padahalperkembangan produk asing yang sarat teknologi terus membanjiri pasar
lokal.
C. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Masalah lain yang juga menghambat adalah mengenai
kebutuhan tenaga terampil dirasakan sangat kurang. Seperti yang telah dibahas
di atas bahwa sebagaian besar kendala tersebut dikarenakan pendidikan yang
dikembangkan di daerah kurang relevan dengan kebutuhan setempat. Akibatnya
investasi dengan maksdu mendirong roda perekonomian di daerah juga terhambat
oleh kurangnyya tenaga terampil.
D. MOBILITAS TENAGA AHLI
Untuk mengatasi persoalan-persoalan mengenai
ketenaga-kerjaan di atas maka dibutuhkan dukungan tenaga ahli sehingga dewasa
ini dikembangkan upaya-upaya untuk memobilisasi tenaga ahli yang selama ini
hanya berpusat di kota-kota besar.
E. AKSES INFORMASI DAN SISTEM JARINGAN INFORMASI
Hal berikut juga penting untuk mendukung fungsi kerja
dari semua sektor. Kata kunci persoalan di daerah adalah informasi. Memang
benar adanya bahwa di setiap daerah harus ada Kantor Statistik akan tetapi
fungsi mereka selama ini hanya melayani kebutuhan pemerintah pusatuntuk
menghimpun informasi dalam rangka perumusan pusat kebijakan di tingkat
nasional.
F. PELUANG UNTUK PARA INVESTOR
Sampai sekarang memang sangat banyak calon investor
yang menyadari bahwa peluang yang tercipta di balik kebijakan otonomi daerah
sangat besar dan terbuka. Sebagaian besar penyebabnya adalah potret suram
investasi yang terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat mengenai jumlah hari
yang diperlukan untuk mendaftarkan paerusahaan baru mencapai 151 hari. Kondisi
ini sangat jauh dari rata-rata secara internasional yakni 50,5 hari. Iklim
investasi yang positif di daerah dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya berupa:
1.Memberikan kepastian hukum
atas peraturan-peraturan daerah dan produk hokum yang berkaitan dengan kegiatan
penanaman modal sehingga tidak memberatkan beban tambahan pada biaya produksi
usaha.
2.Memelihara keamanan dari
potensi gangguan kriminalitas tehadap asset-aset berharga perusahaan, jalur
distribusi serta tempat penyimpanan barang atau gudang.
3. Memberikan kemudahan yang
paling mendasar atas pelayanan yang ditujukan pada para investor yang meliputi
perijinan investasi, imigrasi, pembeaan, perpajakan dan pertahanan wilayah.
4. Memberikan rangkaian paket
insentif secara selektif kepada para investor yang bersaing.
5. Menjaga kondisi iklim
ketenagakerjaan yang menunjang kegiatan usaha secara berkelanjutan.