Rabu, 13 Februari 2013

FAKTOR KEBERHASILAN OTONOMI DAERAH

Ada begitu banyak teori yang berkembang tentang faktor yang dianggap bisa menjadi penentu keberhasilan program otonomi daerah. Namun dari semua teori yang muncul penulislebih memilih referensi yang bisa dikatakan hampir mendekati kemungkinan benar tidaknya teori di atas yang penulis ambil dari Jurnal Alternativa edisi Desember 2009 tentang Neoliberalisme: Sebuah Perpektif dan Konsekuensi Praktisnya.

A. KEBUTUHAN MODAL
Salah satu sumber penting dalam hal pendanaan dan permodalan adalah pinjaman uang atau dukungan investor dari luar daerah dan bahkan dari luar negeri. Pemupukan modal melalui tabungan masyarakat di daerah selama ini dapat dikatakan belum cukup berhasil dana sangat terbatas dikarenakan oleh kendala yang bersifat sosio-ekonomis yaitu tingkat pendapatan masyarakat yang relative rendah dan lembaga perbankan masih dianggap sesuatu yang asing sehingga kebiasaan menabung di bank  belum cukup meluas ke semua lapisan masyarakat. Di pihak lain, fungsi koperasi yang diharapkan dapat menjadi sarana pemupukan modal bersama juga tidak cukup berkembang.

B. KEBUTUHAN TEKNOLOGI
Penguasaan keterampilan teknis dan penggunaan teknologi berguna untuk meningkatkan nilai tambah produksi para pelaku ekonomi terutama di kalangan para petani, nelayan, pengrajin, industriawan dan pedagang di daerah-daerah.karena tingkat pendidikan yang rendah ataupun karena pendidikan yang diikuti kurang relevan dengan kebutuhan sehari-hari maka perluasan kesadaran mengenai pentingnya teknologi dalam kegiatan  perekonomian juga berjalan sangat lamban padahalperkembangan produk asing yang sarat teknologi terus membanjiri pasar lokal.

C. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Masalah lain yang juga menghambat adalah mengenai kebutuhan tenaga terampil dirasakan sangat kurang. Seperti yang telah dibahas di atas bahwa sebagaian besar kendala tersebut dikarenakan pendidikan yang dikembangkan di daerah kurang relevan dengan kebutuhan setempat. Akibatnya investasi dengan maksdu mendirong roda perekonomian di daerah juga terhambat oleh kurangnyya tenaga terampil.

D. MOBILITAS TENAGA AHLI
Untuk mengatasi persoalan-persoalan mengenai ketenaga-kerjaan di atas maka dibutuhkan dukungan tenaga ahli sehingga dewasa ini dikembangkan upaya-upaya untuk memobilisasi tenaga ahli yang selama ini hanya berpusat di kota-kota besar.

E. AKSES INFORMASI DAN SISTEM JARINGAN INFORMASI
Hal berikut juga penting untuk mendukung fungsi kerja dari semua sektor. Kata kunci persoalan di daerah adalah informasi. Memang benar adanya bahwa di setiap daerah harus ada Kantor Statistik akan tetapi fungsi mereka selama ini hanya melayani kebutuhan pemerintah pusatuntuk menghimpun informasi dalam rangka perumusan pusat kebijakan di tingkat nasional.

F. PELUANG UNTUK PARA INVESTOR
Sampai sekarang memang sangat banyak calon investor yang menyadari bahwa peluang yang tercipta di balik kebijakan otonomi daerah sangat besar dan terbuka. Sebagaian besar penyebabnya adalah potret suram investasi yang terjadi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat mengenai jumlah hari yang diperlukan untuk mendaftarkan paerusahaan baru mencapai 151 hari. Kondisi ini sangat jauh dari rata-rata secara internasional yakni 50,5 hari. Iklim investasi yang positif di daerah dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya berupa:
1.Memberikan kepastian hukum atas peraturan-peraturan daerah dan produk hokum yang berkaitan dengan kegiatan penanaman modal sehingga tidak memberatkan beban tambahan pada biaya produksi usaha.
2.Memelihara keamanan dari potensi gangguan kriminalitas tehadap asset-aset berharga perusahaan, jalur distribusi serta tempat penyimpanan barang atau gudang.
3. Memberikan kemudahan yang paling mendasar atas pelayanan yang ditujukan pada para investor yang meliputi perijinan investasi, imigrasi, pembeaan, perpajakan dan pertahanan wilayah.
4. Memberikan rangkaian paket insentif secara selektif kepada para investor yang bersaing.
5. Menjaga kondisi iklim ketenagakerjaan yang menunjang kegiatan usaha secara berkelanjutan.