Suatu
bangsa sangat membutuhkan output pemimpin atau wirausahawan yang dituntut mampu
mengatur situasi kompleks yang semakin hari semakin menjadi-jadi di dunia
dewasa ini. Di era globalisasi yang semakin gencar ini sering kali menimbulkan
perubahan yang radikal di tengah masyarakat. Perubahan tersebut lebih terasa
pada tingkat kreativitas seseorang. Semakin kreatifnya seseorang atau semakin
pintarnya seseorang mengusahakan ataupun mengelola sumber daya yang ada padanya
maupun yang ada di sekitarnya maka ia akan kokoh dalam badai globalisasi
tersebut. Akan tetapi jika seseorang tidak benar-benar siap maka ia akan
tergilas oleh globalisasi.
Kemampuan
untuk mengelolah sesuatu atau apapun juga yang sering kita sebut dengan
kemampuan berwirausaha demi memperlancar maksud atau usaha seseorang ternyata
tetap dituntu seiring sejalan dengan pemerintah. Hal ini dikatakan demikian
karena dengan adanya menejemen kewirausahaan yang teliti maka pemerintahan di
negara berkembang seperti Indonesia ini akan sedikit terbantu. Bantuan nyata
dan cepat yang sering dihasilkan dengan adanya kewirausahaan bukan hanya pada
dunia pekerjaan yang dapat mengurangi pengaguran tetapi wirausaha juga bisa
menjadi kekuatan pembangunan.
Suatu
kenyataan yang diperoleh dari PBB adalah bahwa suatu negara akan mampu
membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya.
Dengan demikian, jika negara kita memiliki 200 juta jiwa maka wirausahawannya
minimal harus ada 4 juta orang. Ketika negara berkembang seperti negara
Indonesia ini hanya memiliki 3 juta wirausahawan saja maka pembangunan yang
adapun tidaklah maksimal. Dengan demikian, jelaslah sudah penjelas sebelumnya
diatas yang mengatakan bahwa negara wajib beriringan dengan wirausahawan. Di
samping itu, negara juga harus mendukung dalam melahirkan wirausahawan yang
berkompeten.
Biarpun negara kita tergolong negara yang masih kurang memiliki dan menghasilkan wirausahawan-wirausahawan sejati namun tidak jarang juga wirausahawan asal Indonesia yang cukup sukses dalam dunia bisnisnya. Pertanyaannya sekarang adalah: ‘Mengapa dengan adanya beberapa orang yang cukup sukses dan terkesan bisa sangat memberikan motivasi namun tidak banyak yang ingin terjun ke dunia usaha ini?’
Biarpun negara kita tergolong negara yang masih kurang memiliki dan menghasilkan wirausahawan-wirausahawan sejati namun tidak jarang juga wirausahawan asal Indonesia yang cukup sukses dalam dunia bisnisnya. Pertanyaannya sekarang adalah: ‘Mengapa dengan adanya beberapa orang yang cukup sukses dan terkesan bisa sangat memberikan motivasi namun tidak banyak yang ingin terjun ke dunia usaha ini?’
Sebenarnya
ada bayak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga
kurang banyak masyarakat yang ingin menekuni profesi ini. Sikap-sikap negatif
tersebut antara lain egois, tidak jujur, kikir, merasa kurang percaya diri dan
masih banyak lagi alasan lain. Oleh karena itu, untuk bisa memotivasi
masyarakat dan kaum muda untuk melakukan dan menekuni bidang ini adalah dengan
cara memberikan pemahaman-pemahaman dasar tentang kewirausahaan tersebut.
Bagian
dasar atau awal dari sebuah praktek wirausaha adalah kemapanan seseorang dalam
sikap kepemimpinannya. Seseorang yang pada dasarnya memiliki keterampilan
memimpin maka ia akan sangat mudah melakukan atau menjalankan sebuah bisnis
usaha. Dalam konsep ini, kepemimpinan dibutuhkan dalam mengatur dan mengawasi
para karyawannya.
Setelah
kita memahami banyak tentang korelasi antara wirausaha dan kepemimpinan barulah
kita merangkak sedikit pada arti sebenarnya dari wirausaha itu agar kegiatan
apapun yang dilakuakan dalam konsep kewirausahaan tidak keluar dari esensi
sebenarnya dari definisi wirausaha itu sendiri. Seperti ilmu lainnya, wirausaha
juga memiliki etika dan sifat-sifat penting yang mendasarinya. Hal ini juga
wajib untuk diperhatikan.
Berbicara
tentang wirausaha, ada beberapa proses yang terdapat dalam praktek
kewirausahaan. Model proses ini juga penting untuk dikupas agar seorang
wirausahawan atau calon wirausahawan bisa mengetahui tahap atau proses yang
kerap terjadi dalam suatu usaha. Ketika kita sudah berbicara tentang proses-proses
yang sering terjadi pada suatu praktek wirausaha maka siapa saja yang ingin
terjun ke profesi ini harus bisa membedakan jenis-jenis atau profil-profil yang
terdapat pada kewirausahaan.
Ketika
pengertian wirausaha, sifat-sifat yang harus dimiliki wirausahawan, kemudian etika
wirausaha, proses dalam kewirausahaan maka giliran bagi para wirausahawan untuk
mengetahui kegiatan dasar dari wirausaha atau lahan garapan dari wirausaha itu
sendiri. Hal ini perlu dipahami oleh wirausahawan baik yang calon maupun yang
sudah terjun di dunia ini agar tidak terjadinya salah kaprah atau salah tempat
dalam praktek usaha tersebut.
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa minat masyarakat Indonesia untuk terjun
ke dunia wirausaha agak kurang maka perlu juga dibahas dalam makalah ini
tentang sumber kelemahan wirausaha di negara Indonesia saat ini. Hal ini
dianggap perlu agar hal-hal yang bisa memengaruhi kejenuhan ini bisa teratasi.
Sukses
atau tidaknya suatu proses kewirausahaan yang sedang dilakukan oleh seseorang
sering juga ditentukan oleh faktor kepemimpinan yang ada pada penanggung jawab
wirausaha tersebut. Peter F. Drucker, salah seorang pemikir dan pakar terkenal
tentang topik kepemimpinan dan manajemen mengatakan: “Mungkin saja ada
orang-orang yang dilahirkan sebagai pemimpin, tetapi pasti terlalu sedikit
untuk bisa bergantung pada mereka”.
Teori
diatas lebih sederhananya dapat dikatakan bahwa walaupun seseorang telah
dilahirkan dengan status pemimpin namun ia tidak serta merta bisa mengamalkan
dan melaksanakan perilaku pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu,
seseorang yang ingin menjadi usahawan maka minimal harus benar-benar mengerti
benar arti sebenarnya dari kepemimpinan dan mengamalkannya sesuai dengan
nilai-nilai kepemimpinan.
Kepemimpinan
yang diperlukan pada wirausaha lebih pada proses memimpin atau leadership dari
seorang wirausahawan terhadap para karyawannya. Hal kepemimpinan ini dianggap
faktor penunjang karena tanpa kepemimpinan yang efektif maka usaha atau bahtera
perusahaan akan berjalan sembarangan dan terkesan tanpa tujuan yang jelas.
Dengan demikian, maka dalam menjalankan wirausaha yang ingin memiliki omset
yang menjanjikan dan yang berjangka panjang maka proses wirausaha ini harus
dibarengi juga dengan pola kepemimpinan yang baik.
Ketika
berbicara tentang wirausaha maka sering kali kita mengidentikannya dengan
perusahaan-perusahaan bisnis. Hal ini tidak salah, maka kita juga harus melihat
korelasi antara pemimpin dengan wirausaha. Pemimpin wirausaha merupakan unsur
pokok dan sumber yang sangat langka dalam setiap perusahaan. Data statistik
perkembangan perusahan menunjukan bahwa setiap 100 perusahaan yang baru
berdiri, kira-kira 50% gagal hanya dalam tempo 2 tahun saja dan pada akhir
tahun kelima hanya tinggal 30% yang masih aktif. Mandeknya atau matinya
perusahaan atau wirausaha ini sering kali disebabkan oleh kepemimpinan yang
tidak efektif sehingga para pemimpin terkesan tidak mampu mengendalikan
karyawannya, kurang memotivasi karyawannya bahkan kurang disiplin.
Sedikit
contoh faktor kegagalan diatas terlihat sangat kontradiksi dengan arti dari
wirausahawan sejati yakni seorang pemimpin dalam bisnis yang harus mampu
menguasai dan mengembagkan diri sendiri dan juga harus mampu mengarahkan dan
mengembangkan para karyawannya. Pemimpin yang baik tidak akan memainkan peran
yang menguntungkan dirinya sendiri. Ia juga tidak akan berkompetisi dengan
koleganya melainkan membangun kerjasama. Untuk lebih jelasnya, marilah kita
melihat sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar kita bisa
benar-benar menjalankan roda usaha dengan efektif. Sifat-sifat tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Energik
Seorang pemimpin
harus memiliki daya tahan keuletan dan kekuatan yang luar biasa seperti tidak
akan pernah habis. Demikian pula semangat, motivasi kerja, disiplin, kesabaran,
daya tahan batin dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan
yang dihadapi.
b.
Kesadaran
akan Tujuan dan Arah
Pemimpin harus memiliki keyakinan teguh akan
kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang terarah.
c.
Antusiasme
Pemimpin harus
yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan
membangkitkan semangat optimisme dalam kerja.
d.
Keramahan
dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi
orang lain sehingga menimbulkan kasih sayang, simpati yang tulus dan diikuti
dengan kesediaan berkorban dari orang lain terutama bawahan untuk mencapai
kesuksesan.
e.
Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan
senasib sepenanggungan dengan bawahannya dalam menjalankan organisasi.
Integritas pribadi pemimpin merupakan tauladan yang dapat dicontoh oleh
bawahannya.
f.
Penguasa
Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka
pemimpin harus menguasai suatu pengetahuan atau keterampialn teknis.
g.
Ketegasan
Pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam mengabil
keputusan sehingga pemimpin mampu menyakinkan bawahan agar bawahan mau
mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
h.
Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami
sebab dan akibat dari suatu masalah atau gejala, cepat menemukan jalan keluar
dan mengatasi kesulitan tersebut dengan cara yang efeiktif.
i.
Guru
yang Baik
Pemimpin adalah seorang guru yang mampu mendidik,
mengarahkan, memotivasi bawahan untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan
organisasi. Pemimpin harus mengadakan pelatihan-pelatihan, mengawasi pekerjaan
rutin sehari-hari dan mengevaluasi pekerjaan bawahannya.
j.
Kepercayaan
Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka
akan muncul kepercayaan dari bawahan terhadap pemimpin tersebut. Kepercayaan
ini akan memunculkan sikap rela berjuang, mau melaksanakan semua perintah dan
disiplin dalam bekerja untuk menjalanka roda organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar