Rabu, 08 Agustus 2012

KEPEMIMPINAN vs KEWIRAUSAHAAN


Suatu bangsa sangat membutuhkan output pemimpin atau wirausahawan yang dituntut mampu mengatur situasi kompleks yang semakin hari semakin menjadi-jadi di dunia dewasa ini. Di era globalisasi yang semakin gencar ini sering kali menimbulkan perubahan yang radikal di tengah masyarakat. Perubahan tersebut lebih terasa pada tingkat kreativitas seseorang. Semakin kreatifnya seseorang atau semakin pintarnya seseorang mengusahakan ataupun mengelola sumber daya yang ada padanya maupun yang ada di sekitarnya maka ia akan kokoh dalam badai globalisasi tersebut. Akan tetapi jika seseorang tidak benar-benar siap maka ia akan tergilas oleh globalisasi.
Kemampuan untuk mengelolah sesuatu atau apapun juga yang sering kita sebut dengan kemampuan berwirausaha demi memperlancar maksud atau usaha seseorang ternyata tetap dituntu seiring sejalan dengan pemerintah. Hal ini dikatakan demikian karena dengan adanya menejemen kewirausahaan yang teliti maka pemerintahan di negara berkembang seperti Indonesia ini akan sedikit terbantu. Bantuan nyata dan cepat yang sering dihasilkan dengan adanya kewirausahaan bukan hanya pada dunia pekerjaan yang dapat mengurangi pengaguran tetapi wirausaha juga bisa menjadi kekuatan pembangunan.
Suatu kenyataan yang diperoleh dari PBB adalah bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduknya. Dengan demikian, jika negara kita memiliki 200 juta jiwa maka wirausahawannya minimal harus ada 4 juta orang. Ketika negara berkembang seperti negara Indonesia ini hanya memiliki 3 juta wirausahawan saja maka pembangunan yang adapun tidaklah maksimal. Dengan demikian, jelaslah sudah penjelas sebelumnya diatas yang mengatakan bahwa negara wajib beriringan dengan wirausahawan. Di samping itu, negara juga harus mendukung dalam melahirkan wirausahawan yang berkompeten.
Biarpun negara kita tergolong negara yang masih kurang memiliki dan menghasilkan wirausahawan-wirausahawan sejati namun tidak jarang juga wirausahawan asal Indonesia yang cukup sukses dalam dunia bisnisnya. Pertanyaannya sekarang adalah: ‘Mengapa dengan adanya beberapa orang yang cukup sukses dan terkesan bisa sangat memberikan motivasi namun tidak banyak yang ingin terjun ke dunia usaha ini?’
Sebenarnya ada bayak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga kurang banyak masyarakat yang ingin menekuni profesi ini. Sikap-sikap negatif tersebut antara lain egois, tidak jujur, kikir, merasa kurang percaya diri dan masih banyak lagi alasan lain. Oleh karena itu, untuk bisa memotivasi masyarakat dan kaum muda untuk melakukan dan menekuni bidang ini adalah dengan cara memberikan pemahaman-pemahaman dasar tentang kewirausahaan tersebut.
Bagian dasar atau awal dari sebuah praktek wirausaha adalah kemapanan seseorang dalam sikap kepemimpinannya. Seseorang yang pada dasarnya memiliki keterampilan memimpin maka ia akan sangat mudah melakukan atau menjalankan sebuah bisnis usaha. Dalam konsep ini, kepemimpinan dibutuhkan dalam mengatur dan mengawasi para karyawannya.
Setelah kita memahami banyak tentang korelasi antara wirausaha dan kepemimpinan barulah kita merangkak sedikit pada arti sebenarnya dari wirausaha itu agar kegiatan apapun yang dilakuakan dalam konsep kewirausahaan tidak keluar dari esensi sebenarnya dari definisi wirausaha itu sendiri. Seperti ilmu lainnya, wirausaha juga memiliki etika dan sifat-sifat penting yang mendasarinya. Hal ini juga wajib untuk diperhatikan.
Berbicara tentang wirausaha, ada beberapa proses yang terdapat dalam praktek kewirausahaan. Model proses ini juga penting untuk dikupas agar seorang wirausahawan atau calon wirausahawan bisa mengetahui tahap atau proses yang kerap terjadi dalam suatu usaha. Ketika kita sudah berbicara tentang proses-proses yang sering terjadi pada suatu praktek wirausaha maka siapa saja yang ingin terjun ke profesi ini harus bisa membedakan jenis-jenis atau profil-profil yang terdapat pada kewirausahaan.
Ketika pengertian wirausaha, sifat-sifat yang harus dimiliki wirausahawan, kemudian etika wirausaha, proses dalam kewirausahaan maka giliran bagi para wirausahawan untuk mengetahui kegiatan dasar dari wirausaha atau lahan garapan dari wirausaha itu sendiri. Hal ini perlu dipahami oleh wirausahawan baik yang calon maupun yang sudah terjun di dunia ini agar tidak terjadinya salah kaprah atau salah tempat dalam praktek usaha tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa minat masyarakat Indonesia untuk terjun ke dunia wirausaha agak kurang maka perlu juga dibahas dalam makalah ini tentang sumber kelemahan wirausaha di negara Indonesia saat ini. Hal ini dianggap perlu agar hal-hal yang bisa memengaruhi kejenuhan ini bisa teratasi.
Sukses atau tidaknya suatu proses kewirausahaan yang sedang dilakukan oleh seseorang sering juga ditentukan oleh faktor kepemimpinan yang ada pada penanggung jawab wirausaha tersebut. Peter F. Drucker, salah seorang pemikir dan pakar terkenal tentang topik kepemimpinan dan manajemen mengatakan: “Mungkin saja ada orang-orang yang dilahirkan sebagai pemimpin, tetapi pasti terlalu sedikit untuk bisa bergantung pada mereka”.
Teori diatas lebih sederhananya dapat dikatakan bahwa walaupun seseorang telah dilahirkan dengan status pemimpin namun ia tidak serta merta bisa mengamalkan dan melaksanakan perilaku pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, seseorang yang ingin menjadi usahawan maka minimal harus benar-benar mengerti benar arti sebenarnya dari kepemimpinan dan mengamalkannya sesuai dengan nilai-nilai kepemimpinan.
Kepemimpinan yang diperlukan pada wirausaha lebih pada proses memimpin atau leadership dari seorang wirausahawan terhadap para karyawannya. Hal kepemimpinan ini dianggap faktor penunjang karena tanpa kepemimpinan yang efektif maka usaha atau bahtera perusahaan akan berjalan sembarangan dan terkesan tanpa tujuan yang jelas. Dengan demikian, maka dalam menjalankan wirausaha yang ingin memiliki omset yang menjanjikan dan yang berjangka panjang maka proses wirausaha ini harus dibarengi juga dengan pola kepemimpinan yang baik.
Ketika berbicara tentang wirausaha maka sering kali kita mengidentikannya dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Hal ini tidak salah, maka kita juga harus melihat korelasi antara pemimpin dengan wirausaha. Pemimpin wirausaha merupakan unsur pokok dan sumber yang sangat langka dalam setiap perusahaan. Data statistik perkembangan perusahan menunjukan bahwa setiap 100 perusahaan yang baru berdiri, kira-kira 50% gagal hanya dalam tempo 2 tahun saja dan pada akhir tahun kelima hanya tinggal 30% yang masih aktif. Mandeknya atau matinya perusahaan atau wirausaha ini sering kali disebabkan oleh kepemimpinan yang tidak efektif sehingga para pemimpin terkesan tidak mampu mengendalikan karyawannya, kurang memotivasi karyawannya bahkan kurang disiplin.
Sedikit contoh faktor kegagalan diatas terlihat sangat kontradiksi dengan arti dari wirausahawan sejati yakni seorang pemimpin dalam bisnis yang harus mampu menguasai dan mengembagkan diri sendiri dan juga harus mampu mengarahkan dan mengembangkan para karyawannya. Pemimpin yang baik tidak akan memainkan peran yang menguntungkan dirinya sendiri. Ia juga tidak akan berkompetisi dengan koleganya melainkan membangun kerjasama. Untuk lebih jelasnya, marilah kita melihat sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar kita bisa benar-benar menjalankan roda usaha dengan efektif. Sifat-sifat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a.        Energik
Seorang pemimpin harus memiliki daya tahan keuletan dan kekuatan yang luar biasa seperti tidak akan pernah habis. Demikian pula semangat, motivasi kerja, disiplin, kesabaran, daya tahan batin dan kemauan yang luar biasa untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.
b.      Kesadaran akan Tujuan dan Arah
Pemimpin harus memiliki keyakinan teguh akan kebenaran dan kegunaan dalam mencapai tujuan yang terarah.
c.       Antusiasme
Pemimpin harus yakin bahwa tujuan yang hendak dicapai akan memberikan harapan sukses dan membangkitkan semangat optimisme dalam kerja.
d.      Keramahan dan Kecintaan
Sifat ramah mempunyai kebaikan dalam mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan kasih sayang, simpati yang tulus dan diikuti dengan kesediaan berkorban dari orang lain terutama bawahan untuk mencapai kesuksesan.
e.       Integritas
Seorang pemimpin mempunyai perasaan sejiwa dan senasib sepenanggungan dengan bawahannya dalam menjalankan organisasi. Integritas pribadi pemimpin merupakan tauladan yang dapat dicontoh oleh bawahannya.
f.        Penguasa Teknis
Agar pemimpin mempunyai wibawa terhadap bawahan maka pemimpin harus menguasai suatu pengetahuan atau keterampialn teknis.
g.      Ketegasan
Pemimpin harus memiliki kecerdasan dalam mengabil keputusan sehingga pemimpin mampu menyakinkan bawahan agar bawahan mau mendukung kebijakan yang telah diambil dalam pelaksanaannya.
h.      Kecerdasan
Seorang pemimpin harus mampu melihat dan memahami sebab dan akibat dari suatu masalah atau gejala, cepat menemukan jalan keluar dan mengatasi kesulitan tersebut dengan cara yang efeiktif.
i.        Guru yang Baik
Pemimpin adalah seorang guru yang mampu mendidik, mengarahkan, memotivasi bawahan untuk berbuat sesuatu yang menguntungkan organisasi. Pemimpin harus mengadakan pelatihan-pelatihan, mengawasi pekerjaan rutin sehari-hari dan mengevaluasi pekerjaan bawahannya.
j.        Kepercayaan
Jika seorang pemimpin disenangi oleh bawahan maka akan muncul kepercayaan dari bawahan terhadap pemimpin tersebut. Kepercayaan ini akan memunculkan sikap rela berjuang, mau melaksanakan semua perintah dan disiplin dalam bekerja untuk menjalanka roda organisasi.

0 komentar:

Posting Komentar